- Mengubah nama hello toast menjadi hello relative
2. mengubah linear layout menjadi relative layout
3. mengubah tampilan dengan tab design
4. mengubah elemen di relativelayout
Just another Telkom University Student Blog site
1. Membuat project Hello Toast2. Membuat tampilan awal
menambahkan button dan text view
3. membuat string resources yang nantinya disesuaikan dengan soal
menentukan background dan warna
5. menambahkan onClick handlerslakukan kembali extract string resource6. menambah count di text view ketika tombol count di klik
A. WIRELESS 5G: Kenapa, Bagaimana, Apa dan Dimana Kesempatan untuk Kita?
Apa itu wireless 5G?
Wireless 5G adalah aplikasi dan layanan yang diciptakan berbasis cloud dan fog computing program untuk mengembangkan aplikasi mobile yang ubiquitous, dapat diandalkan, scalable, dan harganya yang terjangkau.
7 kunci teknologi aplikasi dan servis untuk ICT telah meningkat secara terus menerus:
Kenapa wireless 5G?
Bagaimanakah wireless 5G itu?
contohnya
3 features dan 1 aplikasi untuk wireless 5G.
Feature 1: jaringan sel yang kecil
Feature 2: smart data pricing
Feature 3: SDN – dengan basis mobilitas managemen.
Skenario aplikasi: Internet of Vehicles (IOV).
B. Cloud Computing: Konsep, Teknologi, dan Implikasi Bisnis
Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama. Teknologi cloud computing yaitu teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna.
Manfaat Cloud Computing serta penerapannya:
Cara kerja sistem cloud computing
Pengguna akan login ke internet yang tersambung ke program untuk menjalankan aplikasi yang dibutuhkan tanpa melakukan instalasi => infrastruktur seperti media penyimpanan data dan juga instruksi perintah dari user disimpan secara virtual kemudia perintah-perintah itu dilanjutkan ke server aplikasi => setelah perintah diterima di server aplikasi, maka data akan diproses dan finalnya pengguna akan disajikan dengan halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan instruksi yang diterima sebelumnya sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya.
C. Internet of Things
Casagras (Coordination And Support Action for Global RFID related activities and standardisation): untuk memberikan kerangka jelas yang dapat membantu dalam memengaruhi dan menampung isu isu internasional dan perkembangan terbaru RFID.
Tujuan umum Casagras yaitu antara lain untuk menyediakan:
Casagras bekerjasama dengan ETSI, Hongkong, Jepang, Korea, USA, UK. Casagras juga berkolaborasi dengan GRIFS (Global RFID Interoperability Forum
for Standards, EPoSS (European Technology Platform on Smart
Systems Integration and a number of sub-contractors).
Internet of Things adalah konsep asli yang diciptakan dan dikenalkan oleh MIT, Auto – ID Center dan terhubung dengan RFID dan kode produk elektronik. konsepnya sekarang sangat kuat dipengaruhi oleh perkembangan komputing dan jaringan ubiquiti, dan perkembangan internet di generasi berikutnya dan juga mempertimbangkan semua level termasuk PBB.
Casagras mempertimbangkan struktur yang berlapis dan dibutuhkan standar untuk:
Menyadari Internet of Things yang sangat dekat tentu saja sangan menantang dan kompleks, akan tetapi dengan prospek yang menawarkan platform besar untuk aplikasi dan inovasi, menyediakan konsep yang lebih baik. Casagras yang bekerjasama dengan GRIFS sangat membantu dalam mendefinisikan struktur dan standar untuk jaringan internasional.
Penulis:
Dwi Ratna Sari (1202150258)
Firda Nurul Aprilianti (1202150274)
KELAS : SI 39 02
Siang semua!
Pada kesempatan kali ini, saya ditugaskan membuat sebuah video tentang agricultural drone untuk mata kuliah KPST. Silahkan diliat videonya, terimakasih:)
Praktikum yang dilaksanakan kali ini adalah tentang Gerak Melingkar Beraturan. Dimana tujuan dari praktikum ini adalah:
Lalu, apa yang dimaksud dengan gerak melingkar? Gerak melingkar adalah adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan. Dalam gerak melingkar beraturan dipengaruhi oleh dua gaya, yaitu gaya sentripetal dan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal adalah gaya yang bekerja pada benda yang berputar dengan arah gaya menjauhi pusat atau inti. Contohnya, saat mengendarai mobil pada tikungan tajam, orang yang berada di dalam mobil akan condong terlempar keluar karena faktor gaya sentrifugal ini. Kebalikan dari itu adalah gerakan berputar ke arah pusat atau inti yang disebut gaya sentripetal.
Sebuah partikel/benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar beraturan ataupun yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu. Dengan memerhatikan sebuah titik pada lintasan geraknya, sebuah partikel yang telah melakukan satu putaran penuh akan kembali atau melewati posisi semula. Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi ( f ), yaitu jumlah putaran tiap satuan waktu atau jumlah putaran per sekon. Sementara itu, periode (T ) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran.
Hubungan antara periode (T ) dan frekuensi ( f ) adalah:
dengan:
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
Gambar dibawah melukiskan sebuah titik P yang berputar terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap bidang gambar melalui titik O. Titik P bergerak dari A ke B dalam selang waktu t. Posisi titik P dapat dilihat dari besarnya sudut yang ditempuh, yaitu θ yang dibentuk oleh garis AB terhadap sumbu x yang melalui titik O. Posisi sudut θ diberi satuan radian (rad). Besar sudut satu putaran adalah 360° = 2 θ radian.
Jika θ adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-jarinya R, diperoleh hubungan:
dengan:
θ = lintasan/posisi sudut (rad)
s = busur lintasan (m)
R = jari-jari (m)
Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran, didapatkan sudut yang ditempuh θ =2 π dan waktu tempuh t = T. Berarti, kecepatan sudut ( ω) pada gerak melingkar beraturan dapat dirumuskan:
dengan:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
Tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan. Sikap tawazun sangat diperlukan oleh kita sebagai insan yang muslim, tujuannya adalah agar kita tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan dan mengesampingkan hal-hal yang lain atau malah melupakannya, padahal hal yang dimaksud itu memiliki hak yang harus ditunaikan pada diri kita.
Rasulullah saw memerintahkan kita untuk bersikap tawazun seperti. Dapat diambil contoh kisah para sahabat Rasulullah saw, yang kurang lebih seperti ini, ada tiga orang sahabat Rasulullah saw yang datang kepada beliau dan mengutarakan maksudnya masing-masing, orang yang pertama mengatakan bahwa dia tidak akan menikah selama hidupnya, kemudian orang yang kedua mengatakan bahwa dia akan berpuasa setiap hari dan terus-menerus seumur hidupnya dan yang terakhir mengatakan bahwa ia akan sholat tanpa henti-hentinya, namun apa kata Rasulullah saw, kalian jangan seperti itu, masing-masing urusan ada haknya, urusan dunia haknya sedangkan urusan akhirat ada juga haknya, jalankanlah hal itu dengan seimbang.
Allah SWT menciptakan alam ini dengan keseimbangan dan memerintahkan kita untuk menjaga keseimbangan itu seperti yang termaktup dalam surah Ar-Rahmaan: 7-9, yang artinya sebagai berikut:”Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”
Kemampuan manusia untuk bertawazun didukung oleh fitrahnya, manusia diciptakan dengan fitrahnya oleh Allah SWT, yang mana fitrahnya itu adalah hanif yaitu kecendrungan untuk melakukan kebaikan dan mengakui ketauhidan, namun kemudian keadaannya sesudah lahir yang terkadang diarahkan oleh kedua orang tuanya tersebut membuat anak tersebut menjadi nasrani, yahudi, majusi apabila orang tuanya tersebut merupakan non-muslim, sebagaimana yang tercantum dalam surah Ar-Ruum:30 yang artinya:”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” Serta hadist Rasulullah yang berbunyi:”Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi (Mutafaq alaih)”.
Dalam menjalankan fitrah tersebut, manusia diberikan oleh Allah SWT tiga potensi yaitu:
Setiap manusia menyadari akan hal ini, masing-masing mengetahui cara-cara memenuhi kebutuhannya, diantaranya dengan makan, minum, istirahat, pakaian, tempat tinggal. Dalam hal ini Rasulullah saw memberikan pedoman dan perintah terkait dengan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut, seperti dalam hal makan dan minum, Rasulullah saw memerintahkan kurang lebih sebagai berikut “makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang”. Secara logis hadist ini dapat diterima bahwa jika diibaratkan suatu sistem, maka rasa lapar samahalnya dengan suatu alarm, dimana setiap alarm pasti akan berbunyi di saat kondisi kritis atau sedang terjadi bahaya, apakah terdengarnya suatu alarm tersebut merupakan suatu perihal yang baik dan ditunggu-tunggu? tentu saja tidak, demikian pula halnya tubuh dalam memberikan rasa lapar.
Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT lainnya adalah dianugerahkannya akal, dengan akal ini manusia seharusnya mampu menilai baik dan buruk sehingga tidak terjerumus kedalam jurang kebatilan, sehingga apabila manusia mampu menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya dan terus-menerus mencari kebenaran, maka derajatnya bisa melebihi para malaikat dan apabila manusia tidak menggunakan akal dan senang jatuh kedalam keterpurukan moral dan sebagainya maka derajatnya menyamai hewan bahkan lebih rendah lagi. Lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan dari potensi ini? jawaban ialah selalu belajar dan menuntut ilmu apapun ilmunya tentu saja ilmu yang positif baik itu berhubungan dengan dunia walaupun dengan akhirat, yang penting dilakukan karena lillahi ta’ala .
Tidak semua orang menyadari sepenuhnya akan potensi ini, apabila seseorang merasa gelisah atau tidak tentram, itu merupakan salah satu pertanda akan kekurangan ruh, namun banyak diantara orang yang tidak paham akan hal ini melampiaskannya kepada hal-hal yang negatif terutama generasi muda sekarang yakni meminum minuman keras, narkoba, sex bebas mencuri bahkan bunuh diri, sebagai akibat dari kekurangan akan ruh maka cacat moral akan terjadi pada yang bersangkutan sehingga ia tidak akan merasakan perasaan bersalah sesudah melakukan perbuatan-perbuatan dosa tersebut. Agama Islam sangat memperhatikan dengan hal ini, yakni bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan ruhani, yaitu dengan rajin dalam beribadah terutama yang wajib(rukun), lalu dilanjutkan dengan sunah seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, bermuhasabah, dan sebagainya.
Assalamualaikum
Kali ini saya akan membahas tentang birrul walidain. Salah satu ibadah teragung di dalam Islam setelah mentauhidkan Allah SWT adalah birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua. Tapi seperti yang kita ketahui, di jaman seperti ini sudah sangat jarang ditemui anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Padahal, dengan berbakti kepada kedua orang tua maka akan mendapatkan banyak keuntungan untuk diri kita sendiri. Apa saja keuntungannya?
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SA pernah menjelaskan tentang masalah ini yang artinya:
“Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah bersabda. Barangsiapa yang menginginkan untuk dipanjangkan umur baginya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah berbakti pada kedua orang tuanya serta menyambung silaturahmi.” (HR. Ahmad)
Semua orang tentu pernah merasakan yang namanya bencana dan kesempitan hidup, kesusahan serta masalah yang datang silih berganti tidak henti menghapiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori dan imam Muslim dari Abdulloh Ibnu Umar yang menceritakan tentang kisah 3 orang yang terjebak di dalam gua. Di antara 3 orang tersebut ada satu orang yang bertawassul dengan birrul walidainnya kepada orang tuanya.
Seorang dari mereka berkata yang artinya: “Ya Allah , aku memiliki orang tua yang telah renta serta lanjut usianya dan aku tidak pernah memberi minum kepada siapapun sebelum keduanya, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu hari amat jauhlah aku mencari kayu – yang dimaksud adalah daun-daunan untuk makanan ternak. Aku belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya akupun terus memerah minuman untuk keduanya dan ketika keduanya aku temui ternyata telah tertidur telah tidur. Aku enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya aku tetap dalam keadaan menunggu mereka bangun dari tidurnya dan gelas itu tetap pula di tanganku, sehingga fajarpun menyingsing, Anak-anak kecil pun sama mereka menangis karena kelaparan sedang mereka berada di dekat kedua kakiku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Allah , jikalau aku mengerjakan yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhoan-Mu, maka lapangkanlah kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutupi ini.” Batu besar itu tiba-tiba membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.
Dari penggalan hadits tersebut jelas bahwa birrul walidain bisa menjadi sarana bertawassul kepada Allah SWT untuk menghilangkan segala bencana yang melanda kita.
Dari Umar bin Khoththob berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya;
“Akan datang kepada kalian Uwais bin ‘Amir bersama gerombolan musafir dari negeri Yaman yang berasal dari daerah Murod kemudian berdiam di daerah Qorn. Dia diuji oleh Allah dengan penyakit kusta disekujur tubuhnya kemudian sembuh kecuali tinggal bercakan sebesar dirham di tubuhnya. Dia mempunyai ibu dan sangat berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah dalam doanya tentu Allah Ta’ala akan mengabulkannya. Jika kalian mampu agar dia memohonkan ampun kepada Allah untuk kalian, maka lakukanlah.” (HR. Muslim)
Siapa didunia ini yang tidak memiliki dosa, entah itu dosa kecil atau pun dosa besar yang mengundang kemurkaan Allah Ta’ala baik didunia maupun diakhirat nanti. Birrul walidain merupakan salah satu sarana yang dapat kita lakukan sebagai penghapus dosa-dosa yang kita miliki. Hal ini sebagaimana hadits Nabi SAW .
“Dari Umar bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku telah terjatuh kepada suatu perbuatan dosa besar. Apakah masih ada taubat bagi saya? Nabi bersabda, Apakah engkau masih mempunyai Ibu? Diapun menjawab, ‘Tidak.’ Apakah engkau masih memiliki bibi dari pihak ibu?. Diapun menjawab,’Ya’. Nabi bersabda; Maka berbuat baiklah kepadanya.” (HR. at-Tirmidzi)
Tentang kedudukan bibi dari pihak ibu Nabi SAW pernah bersabda;
“Bibi dari pihak ibu itu kedudukannya sama seperti seorang ibu (ketika ibu telah meninggal). (HR. at-Tirmidzi)
Dari hadits di atas jelas sekali bahwa berbakti kepada kedua orang tua terutama kepada seorang ibu bisa menghapuskan dosa-dosa seseorang sekalipun dosa yang dimilikinya adalah dosa yang besar tentunya dengan izin Allah SWT.
Tentu semua orang sangat menginginkan untuk menjadi salah satu penghuni Surga atau Jannah yang penuh dengan kenikmatan. Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan salah satu sarana untuk seseorang yang ingin memasuki jannah. Dalam hal ini, ada hadist yang disampaikan oleh imam Al Baihaqi yang artinya:
“Dari Aisyah dia berkata, Rasulullah bersabda: ‘Aku telah bermimpi berada di dalam surga, maka aku mendengar seorang pembaca yang melantunkan bacaan.’ Akupun bertanya siapakah dia? Maka malaikatpun menjawab dia adalah sahabat Haritsah bin an-Nu’man . Maka Rasulullah menjawab itulah berbakti. Itulah berbakti. Dia adalah sebaik-baik manusia yang berbakti kepada ibunya.’ (HR. al Baihaqi)
Di dalam riwayat yang lain disebutkan.
Dari Abu Hurairoh dia berkata, Rasulullah bersabda, “Sungguh celaka, sungguh celaka, Sungguh celaka.” Dikatakan oleh Para sahabat siapakah mereka wahai Rasulullah . Nabi menjawab, yaitu mereka yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya telah berusia lanjut akan tetapi tidak memasukkan kedalam jannah.” (HR. Muslim)
Itulah beberapa keuntungan dari berbakti kepada orang tua. Maka, sayangilah kedua orang tua kalian selagi masih ada berbaktilah kepada mereka agar kita tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang durhaka.
Sekian dari saya, Wassalam.
Assalamualaikum semua!
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang niat, ikhlas, dan syukur.
Apasih yang dimaksud dengan niat, ikhlas, dan syukur? Saya akan menjelaskan niat terlebih dahulu. Niat secara bahasa artinya keinginan atau tujuan (al-qashdu‘), sedangkan secara istilah, yang dijelaskan oleh ulama Malikiah, adalah ‘keinginan seseorang dalam hatinya untuk melakukan sesuatu’.
Niat dalam setiap kegiatan manusia berfungsi untuk:
Misalnya: Seseorang mandi membasahi seluruh tubuhnya. Dia hanya berniat untuk bersih-bersih. Dalam kondisi ini, mandinya tidak bernilai ibadah, namun hanya mandi sebagai rutinitas. Sebaliknya, ada orang yang mandi, membasahi seluruh badannya, dengan niat mandi junub. Mandi yang dia lakukan dinilai sebagai ibadah, dan mandinya bisa menghilangkan status hadas besarnya.
2. Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya.
Misalnya: Seseorang melakukan salat dua rakaat sebelum zuhur. Salat yang dia lakukan memiliki banyak kemungkinan: bisa jadi salat qabliyah zuhur, salat tahiyatul masjid, salat sunah antara azan dan iqamah, atau salat sunah setelah wudu. Niat dalam diri orang ini menentukan jenis salat yang sedang dia kerjakan.
Lalu yang kedua adalah ikhlas. Secara bahasa, Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian Si Muslim tersebut menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dan yang berkarakter seperti itulah yang mempunyai semboyan “Allahu Ghayaatunaa”, yang artinya Allah adalah tujuan kami, dalam segala aktivitas dalam mengisi kehidupan.
Ciri-Ciri Orang Ikhlas
1. Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan dalam hadits,“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)
2. Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,“ Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
3. Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Dan yang terakhir adalah syukur. Syukur merupakan salah satu kata yang sangat mudah diucapkan, namun sulit untuk diungkapkan. Karena, ungkapan jauh lebih berarti dari sekedar ucapan. Mengungkapkan rasa sukur berarti melakukan sesuatu. Di dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman:
Recent Comments